Merujuk ke Manakah Kata Ganti “Huwa” yang Mustatir Pada Fi’il Khalā, ‘Adā, dan Hāsyā?
Dalam Al-Muqaddimah Al-Ājurrūmiyyah, Ibnu Ājurrūm (w. 723 H) sebutkan bahwa Khalā (خَلَا), ‘Adā (عَدَا), dan Ḥāsyā (حَاشَا) termasuk di antara delapan kata yang digunakan dalam istiṡnā’ (pengecualian). Beliau tambahkan pula bahwa isim setelah ketiga kata ini boleh majrūr dan boleh manṣūb[2]. Ibnu Mālik (w. 672 H) mengatakan dalam Alfiyyah beliau: وَحَيْثُ جَرَّا فَهُمَا حَرْفَانِ – …
Merujuk ke Manakah Kata Ganti “Huwa” yang Mustatir Pada Fi’il Khalā, ‘Adā, dan Hāsyā? Read More »




