Terinspirasi dengan cara belajar online di MEDIU, ditambah nikmat berupa waktu luang yang dimiliki, secara iseng-iseng pencetus BISA membuat status pada 12 Desember 2013 menanyakan adakah peminat belajar bahasa Arab online? Tak disangka yang menjawab minat ada 44 orang ikhwan. Kemudian dimulailah angkatan pertama pada desember 2013 dengan metode, penjelasan, dan konsep pelajaran yang sama sekali belum dipikirkan sebelumnya. Awalnya, Pencetus BISA merencanakan pelajaran sampai pembahasan paling dasar saja. Namun secara mengejutkan para peserta merespon positif metode yang diberikan bahkan cenderung meminta tambahan materi sehingga terbentukalah sebuah metode yang kami sebut Metode BISA. Nama metode ini mencerminkan harapan dan optimisme bahwa semua BISA belajar bahasa Arab atas izin dan kemudahan dari Allah.
Angkatan kedua dimulai februari 2014 dengan 105 peserta yang terdiri dari 75 ikhwan dan 30 akhawat. Dilanjutkan angkatan ketiga dimana kami menerima 250 peserta yang terdiri dari 175 ikhwan dan 75 akhawat. Hal yang sangat menggembirakan adalah, ini adalah angkatan dengan rasio DO yang paling sedikit sejauh ini alhamdulillah karena kami mulai menerapkan proses pendaftaran yang sedikit dibuat lebih rumit untuk menyaring peserta yang benar serius atau sekedar coba-coba.
Angkatan keempat lebih luar biasa lagi peminatnya, khususnya akhawat, hanya dalam waktu 2 x 24 jam, kuota langsung penuh! Bahkan menyisakan
antrian yang jumlahnya mendekati seratus. Padahal kuota akhawat 250 peserta dan ikhwan 250 peserta. Alhamdulillah, sejak angkatan kelima hingga kini, peserta yang mendaftar Program BISA selalu di atas 1000 orang setiap bulannya.Ini menandakan besarnya minat kaum muslimin untuk belajar bahasa Arab. Inilah harapan Kami yang sesungguhnya. Silahkan sibukan diri kalian menjadi dokter, dosen, buruh, wirausaha, profesional, karyawan, dan apapun pekerjaan dan kesibukan Anda, tapi sediakan waktu untuk mempelajari bahasa kitab suci dan nabi kita. Sungguh bahasa Arab bukan hanya bisa dikuasai oleh lulusan pesantren saja. Siapa saja dengan izin Allah, insya Allah BISA! Benarlah perkataan penyair:
مَا لاَ يُدْرَكُ كُلُّهُ لاَ يُتْرَكُ جُلُّهُ
” apa yang tidak dapat diambil seutuhnya, jangan ditinggalkan seluruhnya”