Mujāhid

Klik untuk mendengarkan versi audio!

Mujahid bin Jabr (bahasa Arab: مجاهد بن جبر, transliterasi: Mujāhid ibn Jabr) raḥimahullāh yang lahir di Mekkah tahun 21 H ini pada awalnya merupakan budak milik As-Sāib ibn Abis-Sāib radhiyallāhu ‘anhu, salah satu tokoh besar Shaḥābat di Mekkah yang pernah ikut serta merenovasi Ka’bah bersama Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wasallam sebelum diutus. Demi melihat semangat Mujāhid berguru kepada Ibnu ‘Abbās, beliau pun dimerdekakan. Hasilnya ialah Mujāhid mengkhatamkan setoran hafalan Al-Qur’an sebanyak 30 kali serta menuntaskan belajar tafsir secara utuh tiga kali kepada Ibnu ‘Abbās.

 

Diakuilah Mujāhid sebagai salah satu tābi’īn yang paling dalam ilmu tafsirnya, sampai-sampai seorang ulama tābi’ut-tābi’īn terkemuka, Sufyān Ats-Tsawriyy, mengatakan:

“Jika datang kepadamu penafsiran dari Mujāhid, maka itu sudah cukup bagimu.”

Salah seorang guru beliau, Ibnu ‘Umar radhiyallāhu ‘anhumā, malah pernah memegang kedua pundak Mujāhid kemudian berkata: 

“Aku ingin agar anakku, Sālim, dan budakku, Nāfi’, memiliki hafalan sedahsyat hafalanmu.”

Sebelum wafat di Kufah dalam kondisi sedang bersujud pada tahun 100 H dalam usia sekitar 79 tahun, tiga imam qirā-āt telah menyetorkan hafalan Al-Qur’an mereka secara utuh di hadapan Mujāhid, yaitu Ibnu Katsīr, Abū ‘Amr, dan Ibnu Muḥayshin. Di antara perkataan bijak Mujāhid: 

“Pakar fikih yang sejati ialah yang takut pada Allah.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *