Menyelami Haal Lebih Dalam

Dalam bahasa Arab, haal adalah keterangan keadaan yang memperjelas suatu peristiwa. Dalam artikel ini, kami akan membahas variasi dari haal yang menarik untuk dipahami.

1. Terkadang haal lebih dahulu daripada shahibul haal-nya

Pada dasarnya, haal berada di akhir karena merupakan fadhlah (keterangan tambahan), sedangkan ‘umdah (kalimat inti) seharusnya di awal. Namun, haal boleh didahulukan dari shahibul haal, selama tidak ada penghalang. Berikut adalah contoh-contoh haal yang didahulukan:

مُسْرِعًا سَارَ الرَّجُلُ → “Dengan terburu-buru lelaki tersebut berjalan”
فَجْأَةً هَبَّ الرِّيْحُ → “Tiba-tiba angin bertiup”

Faidah didahulukannya haal:
Dalam ilmu balaghah banyak dibahas mengapa suatu kata yang seharusnya di belakang jadi di depan. Di antara faidahnya adalah untuk ikhtishash (mengkhususkan) dan ihtimaam (memberikan perhatian lebih). Pada kalimat مُسْرِعًا سَارَ الرَّجُلُ, faidahnya adalah ihtimaam.

Lalu jika haal-nya didahulukan, apakah jumlah tersebut menjadi jumlah ismiyyah karena didahului ism?
Jawabannya adalah tergantung pola jumlah ‘umdah-nya. Misalnya pada kalimat di atas (مُسْرِعًا سَارَ الرَّجُلُ), jumlah ‘umdah-nya (سَارَ الرَّجُلُ) didahului fi‘l, maka kalimat مُسْرِعًا سَارَ الرَّجُلُ termasuk jumlah fi‘liyyah. Sehingga, mendahulukan haal dari shahibul haal-nya tidak akan mengubah pola jumlah tersebut.

2. Terkadang haal berbilang/lebih dari satu

Kadang-kadang, satu shaahibul haal dapat memiliki lebih dari satu haal dalam kalimat. Hal ini menunjukkan bahwa subjek berada dalam beberapa keadaan sekaligus, atau dalam urutan tertentu. Penggunaan haal yang berbilang ini sering kali bertujuan untuk memberikan keterangan yang lebih rinci dan memperjelas makna yang ingin disampaikan. Berikut adalah contoh-contohnya:

• حَضَرَ القَائِدُ ظَافِرًا ضَاحِكًا → “Panglima perang itu datang dalam keadaan menang dan tertawa.”
• لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ ءَامِنِيْنَ مُحَلِّقِيْنَ رُءُوْسَكُمْ → “Kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram jika Allah menghendaki, dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala.” (QS. Al-Fath [48]:27)
• فَكُلُوْهُ هَنِيْئًا مَرِيْئًا → “Maka makanlah (ambillah) pemberian itu sebagai makanan yang lezat lagi baik akibatnya.” (QS. An-Nisa [4]:4)

3. Terkadang Fi'l dan Shaahibul haal Bisa Dibuang atau Wajib Dibuang

Terdapat beberapa kondisi di mana fi‘l (kata kerja) dan shaahibul haal dapat dihilangkan dalam kalimat. Dalam ilmu balaghah, penghilangan ini sering kali terjadi karena adanya petunjuk atau konteks yang cukup untuk memahami makna kalimat. Di sisi lain, penghilangan ini juga bisa menjadi wajib dalam situasi tertentu.

Yang bisa dibuang : Apabila ada dalil atau indikator
Contoh: Misal seseorang bertanya: كَيْفَ جِئْتَ؟ "Bagaimana engkau datang?",
jawabannya cukup dengan: رَاكِبًا "Dengan berkendara".
Takdirnya (tersiratnya): جِئْتُ رَاكِبًا "Aku datang dengan berkendara", maka جِئْتُ adalah fi’l dan shaahibul haal yang hukumnya boleh dibuang.
Apa dalil bolehnya fi'l dan shaahibul haal dibuang dalam kalimat di atas?
Hal ini disebabkan oleh kaidah balaghah yang mengatakan bahwa dalam pertanyaan yang terulang, fi‘l dan shaahibul haal dapat dihilangkan.

Yang wajib dibuang: Kalau menunjukkan bertingkat, yaitu bertambah atau berkurang secara bertahap

• Contoh: تُتْبَعُ هَذِهِ التَّعْلِمَاتُ مِنَ الآنِ فَصَاعِدًا → "Aturan-aturan ini diikuti dari sekarang dan seterusnya," maka صَاعِدًا di sini adalah ḥāl dengan fi‘l dan ṣāḥibul ḥāl yang dibuang.
• Takdirnya: تُتْبَعُ هَذِهِ التَّعْلِيمَاتُ مِنَ الآنِ وَالزَّمَنُ يَسِيْرُ صَاعِدًا → "Aturan-aturan ini diikuti dari sekarang sampai waktu berjalan seterusnya," maka kata يَسِيْرُ dan الزَّمَنُ merupakan fi‘l dan ṣāḥibul ḥāl yang wajib dibuang.

Penulis : Ummu Maryam
Ibu rumah tangga yang insya Allah selalu berusaha mendidik dua anak perempuan agar mereka menjadi hamba Allah تعالى yang hanif. Ibu rumah tangga yang berusaha selalu mencintai ilmu dan berusaha untuk selalu semangat menuntutnya. Ibu rumah tangga yang punya banyak mimpi, tapi apalah daya raga ini tak berdaya. لا حول ولا قوة إلا بالله. Tulisan faidah di musabaqah ini merupakan salah satu cara saya supaya tetap dekat dengan ilmu dan selalu mencintainya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

slot77 gengtoto sv388 ws168 sbobet wdbos olx188 slot bonanza slot zeus slot thailand pg slot gacor88 jalak4d pga77 ladangtoto ladangtoto2 ladangtoto3 slot zeus pga77 gacor88 pga77 pga77 pga77 slot gacor slot resmi olx188