Tingkat ketertarikan kita terhadap bahasa Arab bisa dikatakan masih kurang. Sejalan dengan itu pembelajaran bahasa Arab masih belum bisa dikatakan menggembirakan sampai hari ini. Baik di lembaga-lembaga kursus, perguruan tinggi, madrasah-madrasah dan termasuk juga sekolah-sekolah. Namun berbeda dengan pesantren, saat ini pesantren dipandang lebih berhasil meski tetap saja tentu memiliki kekurangan yang masih saja dibenahi sampai saat ini. Bahasa merupakan alat komunikasi dan bukan hanya aturan-aturan gramatikal yang harus diikuti seratus persen, terlebih dalam konteks lisan. Beberapa pesantren bertujuan hanya untuk membuat santri bisa berbahasa Arab namun lemah dalam gramatikal bahasa Arab, sedangkan ada juga yang kuat dalam gramatikal tetapi lemah dalam berbahasa.
“Hasil penelitian menyebutkan bahwa sebanyak 65% warga muslim di Indonesia buta huruf Al-Qur’an, hanya 35% yang bisa baca Al-Qur’an.” (DetikNews, 23 Jan 2022). Hal ini menjadi problemmengapa tingkat ketertarikan terhadap bahasa Arab itu masih kurang. Tentu ini menjadi tugas bersama kita dalam memberantas buta huruf Al-Qur’an sebelum mengenalkan bahasa Arab.
Sebagaimana yang telah menjadi keyakinan dalam diri kita bahwa jalan yang memberi kita jaminan keselamatan dan kenikmatan Islam adalah satu dan tidak berbilang-bilang. Jalan tersebut yaitu mengilmui dan mengamalkan ajaran al-Kitab dan as-Sunnah sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dipahami oleh para sahabatnya.
Dan Allah Ta’ala telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an, karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami telah jadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kalian memikirkannya.” (QS Yusuf: 2)
Ada beberapa problem mengapa ketertarikan kita terhadap bahasa Arab masih kurang,
- Pertama, menganggap bahwa materi pembelajaran bahasa Arab lebih sulit dibandingkan dengan materi lainnya.
- Kedua, metode pembelajaran bahasa Arab yang dipandang sebagai permasalahan yang dimana masih dinilai monoton dan menjenuhkan.
- Ketiga, motivasi untuk belajar bahasa Arab di Indonesia memang sangat minim. Bahkan banyak di antaranya belajar bahasa Arab hanya untuk menjadikan lulus dalam satu jenjang pendidikan saja.
- Keempat, tenaga pengajar bahasa Arab yang tidak memiliki profesionalisme yang mumpuni.
- Kelima, kelas bahasa Arab yang jauh dari kata ideal.
- Keenam, kondisi politik dan sosial budaya yang membuat pembelajaran bahasa Arab stagnan.
Tentu ada banyak masalah lainnya, akan tetapi problem yang disoroti saat ini adalah pendekatan, model, strategi, metode, teknik, dan media ajarnya.
Saat ini, perkembangan teknologi dan informasi yang terus meningkat dengan pesat sehingga mendorong sistem pendidikan untuk mengikuti perkembangan teknologi agar tidak tertinggal. Pendidikan jika disampaikan dengan baik dan benar dengan memanfaatkan teknologi sebagai media penunjang komunikasi sehingga tercipta proses belajar mengajar yang bermutu. Dalam upaya peningkatan kualitas belajar dan menunjang tujuan belajar maka perlu adanya pemanfaatan dari berbagai teknologi agar bisa maksimal. Salah satu upaya yang dapat meningkatkan kualitas belajar yaitu dengan memanfaatkan penggunaan media untuk menyampaikan materi.
Di era globalisasi ini, kursus bukan lagi dikenal sebagai kegiatan belajar di kelas secara konvensional. Kursus sekarang ini berubah bentuk menjadi virtual atau online yang dianggap lebih efektif. Saat ini, telah banyak lembaga kursus bahasa Arab yang menyediakan online dan offline, beberapa lembaga memanfaatkan perkembangan media sebagai tempat untuk belajar. Sebagai contoh Yayasan BISA dengan tagline, “Cara Mudah Belajar Islam dan Bahasa Arab” di mana tersedia beragam program yang akan membantumu belajar dari dasar secara sistematis. Dengan program-program online seperti TA’ARUF, BISA, BINA, BINAR, SHAUM, BINUM, SYAWARMA, KEBAB, LAMARAN, AKAD, MAHABBAH, SAKINAH, NIKAH, MAWADDAH, MAHIR, Kuliah BISA, TAKTSIF, dan lainnya.
Seperti salah satu program Belajar Ilmu Sharaf Reguler (BISA) dalam program ini kita akan diajarkan dasar-dasar bahasa Arab, mulai dari tata cara penulisan huruf Hijaiah (Imla’) hingga cara seru menghafal kaidah bahasa Arab dengan rumus sakti, dasar-dasar Imla’ huruf, dasar-dasar ilmu sharaf, menerapkan ilmu sharaf dalam memahami ayat Al-Qur’an, perubahan kata kerja dan kata benda, dan cara mencari arti kata di kamus
BISA Reguler memiliki kelebihan dalam pengembangan pembelajaran bahasa Arab. Dalam pengembangan pembelajaran bahasa Arab program ini yang menarik adalah walaupun program ini bersifat gratis namun aturan dan teknisnya melebihi program eksklusif. Sehingga yang mengikuti program ini akan merasa tertantang untuk menyelesaikan program ini.
Kelebihan lainnya, berasal dari kemudahan untuk memperoleh ilmu dari para pengajar, yang di mana akses untuk mendapatkan materi bisa didapatkan dari berbagai macam, sehingga tidak mempersulit mengaksesnya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya Yayasan BISA ini dapat menjadi wasilah untuk para pemula untuk mulai mengenal bahasa Arab dari nol, dengan tawaran program-program yang bisa mempermudah kita memahami gramatikal bahasa Arab secara bertahap.
Berdasarkan testimoni yang ada dari Firdaus Prabowo seorang peneliti di NTU, Singapura juga mengatakan bahwa metode yang memadukan sisi tradisional (hafalan wazan) dan modern (pemahaman/aplikasi hafalan wazan) sejauh ini termasuk yang paling efektif saya rasakan